Minggu, 14 Maret 2010

Pelatihan Mopel Berbasis ICT

Dua orang sedang menunggu di depan pintu surga untuk mendapatkan kunci. Mereka adalah Dolah seorang supir angkot dan Amin seorang guru agama.
"Dolah, kemari kau!", malaikat memanggil salah seorang di antaranya.
"Siap Paduka!", jawab Dolah gugup.
"Terimalah kunci surgamu,"
"Terimakasih Paduka," Dolah menerima kunci itu dengan sumringah. Betapa tidak, kunci itu panjangnya satu meter dan terbuat dari emas murni.


Amin menjadi salah tingkah. Pasti kunci yang akan saya terima lebih besar lagi daripada kunci si Dolah. Aku guru agama, setiap Jum'at pasti khutbah, sering mengisi pengajian, sudar bersertifikat lagi, demikian pikir si Amin menghitung kelebihannya dibanding Dolah yang hanya supir angkot.
"Amin, sekarang giliran kau. Majulah terimalah kunci surgamu!," Amin tersentak dari lamunannya. Dengan melangkah pasti Aminpun maju mendapatkan kuci surganya.
Tapi sontak wajahnya yang semula berseri mendadak pucat. Kunci yang diterimanya hanya berukuran dua senti dan terbuat dari tembaga.
"Maaf Paduka. Mungkin ada kekeliruan. Mohon ditinjau ulang lagi kuncinya," Amin mengajukan protes dengan halus dan berusaha dengan bahawa yang seindah mungkin karena takut menyinggung perasaan.
"Oh ya, ada apa Amin?"
"Mengapa kunci saya sangat kecil, Paduka. Dolah yang hanya supir angkot saja kuncinya besar. Maka saya yang guru agama harusnya lebih besar lagi. Saya kan aktif di kegiatan keagamaan," Amin mengajukan pembelaan.
"Ketahuilah Amin. Memang benar kau adalah guru agama. Tapi ingatlah berapa banyak siswa yang kau ajar malah mengantuk? Berapa banyak jamaah Jumat yang tertidur saat kau berkhutbah? Si Dolah yang hanya supir angkot justru yang sering membawa penumpangnya banyak berdzikir," demikian jawab malaikat.
Amin hanya bisa merenung mengingat ulang semasa hidupnya. Sedangkan Dolah hanya tersenyum-senyum, dia ingat semasa masih hidup menjadi supir angkot sering ugal-ugalan sehingga penumpangnya terus berdzikir agar selamat sampai tujuan, subhanallah....subhanallah...astaghfirullah....

Seringkali guru merasa jenuh dengan metode mengajar yang selama ini dilaksanakan, demikian pula dengan siswanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar