Selasa, 23 Februari 2010

Pulau Seribu Pantun


Kota Mekkah kota yang suci banyak orang bergi berhaji mari kita dengarkan lantunan ayat suci agar suasana nyaman dan sejuk di hati

Acara berikut adalah pembacaan ayat-ayat suci Al Quran, kepada sdr .......dipersilakan...

Begitulah dua bu guru PAI Batam yang jadi MC mempersilakan petugas melantunkan pembaca ayat suci Al Quran. Tentu saja surprise bagi saya yang tidak terbiasa dengan pantun-memantun, kecuali sedang kepepet, itupun dengan pantun yang sangat memaksa. Apalagi dalam sebuah acara pertemuan, di tanah Jawa lurus-lurus saja to the point ke acara berikutnya. Selanjutnya sampai ke akhir acara pembukaan, setiap mau ganti acara selalu disisipi pantun. Begitupun dengan pengisi acara mulai ketua panitia sampai pejabat. Saking terpesonanya terhadap pantun, selama mengikuti pembukaan akupun selalu menanti pantun-pantun berikutnya meluncur dan tentunya kucatat sekalipun ada beberapa yang terlewat.

Ada nuansa tersendiri mendengarkan pantun. Kesan yang kurasakan adalah seperti ada cooling down setelah mendengarkan sambutan atau apapun yang disampaikan pengisi acara yang umumnya bersifat serius. Terdengar indah ketika pemantun pantun mulai mengucapkan sampiran (biasanya dua baris awal pantun), kemudian pikiran kita tergerak penasaran untuk mengikuti untaian kalimat berikutnya, atau yang biasa disebut dengan isi. Setelah isi selesai diucapkan barulah.....oooo...itulah isinya.

Pantun adalah sebuah hasil akhir proses kreatif. Perlu sedikit kreatifitas untuk bisa menciptakan sebait pantun. Bagi yang tidak terbiasa mungkin cukup sulit, tapi bagi yang sudah terbiasa pastinya lain lagi, mereka akan begitu lancar mengucapkannya bahkan bisa saling berbalas.
Di daerah dengan nuansa kultur Melayu pantun kerap diucapkan dalam berbagai kesempatan tak terkecuali pada acara resmi, seperti acara pembukaan Pelatihan Model Pembelajaran Berbasis ICT bagi guru PAI kota Batam kemarin. Maka tidak heran bila Batam dijuluki dengan pulau seribu pantun.

Limau manis limau purut tambahkan kayu manis untuk masakan kita lanjutkan acara berikut mari dengarkan kata sambutan

Aku sembat membayangkan betapa matangnya Panitia siapkan acara, sampai hal sedetail itupun bisa berjalan dengan baik dan mulus. Mereka susun dalam kartu acara seperti yang dipakai MC professional di TV. Lidah Melayu memang akrab dengan pantun-memantun sehingga dengan spontan pantun meluncur dari lidah mereka.
Berkaitan dengan pelatihan, saya menilai betapa semangatnya rekan-rekan guru di daerah mengejar ketertinggalan mereka dalam proses pembelajaran. Dengan biaya swadaya mereka mampu mengadakan pelatihan dengan mengundang narasumber dari luar daerah dan dilaksanakan di sebuah hotel berkelas. Seperti inilah seharusnya guru bersemangat dalam meningkatkan mutu dan kompetensi mereka. Jangan merasa puas dan nyaman dengan keadaan yang sudah ada. Dengarlah...perkembangan zaman sudah sangat pesat. Zaman sudah lari meninggalkan kita. Apakah kita akan terus seperti sekarang? Nyaman di dalam tempurung kita? Ingatlah kawan...kita bukan katak tho....

Berburu rusa ke pulau Galang dapat rusa belang kaki kalau guru ingin berkembang pelajarilah ilmu ICT

Akhirnya...

Densus 88 menembak Noordin M. Top Ayo kawan, kita buka laptop....

Batam, 24 Peb 2010

2 komentar: